Dorong Penangkaran, BSIP Tekankan Perbenihan Padi dalam Penguatan Kapasitas Penerap di Malingping
Malingping, 07/02/2024, Dalam mendorong peningkatan produksi dan terwujudnya penangkaran padi di kawasan selatan Kab. Lebak, BSIP Banten menggelar Penguatan Kapasitas Penerap Standar Pertanian di Malingping. Acara diikuti petani, penyuluh, dan penangkar dari Kec Cihara, Cijaku, Wanasalam dan Malingping.
Kec. Malingping merupakan salah satu lumbung pangan khususnya padi di Kab. Lebak dengan total luas 2.478 ha, tingkat produktivitas padi rata-rata mencapai 6 ton/ha.
Kepala BSIP Banten Dr. Ismatul Hidayah, SP, MP dalam acara pembukaan menyampaikan bahwa kegiatan Penguatan Kapasitas Penerap Standar ini merupakan kerjasama BSIP dan Distan Kab Lebak. Selanjutnya disampaikan bahwa target nasional swasembada beras tahun ini adalah 34 juta ton yang dapat diperoleh dari 54 juta ton gabah. Dalam upaya berkontribusi terhadap pencapaian swasembada tersebut, Dr. Isma mengajak kerjasama semua pihak, yaitu petani, penyuluh, dan penangkar, serta pihak-pihak terkait lainnya.
Kadis Pertanian Kab. Lebak, Rahmat, S.STP, MSi dalam sambutannya menjelaskan bahwa adanya dukungan penuh terhadap Upaya Khusus (UPSUS) peningkatan produksi padi dan jagung di Kab. Lebak harus dimanfaatkan sebaik-baiknya sehingga diharapkan Lebak memberi kontribusi terbesar terhadap produksi padi dan jagung Provinsi Banten mengingat Lebak memiliki lahan sawah terluas kedua di Provinsi Banten, yaitu 51.297 ha, dan lahan darat seluas 253.174 ha.
Narasumber materi Dr. Angelia Puji Lestari, SP, M.Si. menjelaskan tentang budidaya padi dan jagung terstandar, dan perbenihan padi. Sebagai lumbung pangan Kab. Lebak, pemerintah sangat mengharapkan dari Kec. Malingping dan sekitarnya bermunculan penangkar-penangkar padi yang handal.
Pada perbenihan padi, dijelaskan bahwa benih bermutu merupakan benih dari varietas tanaman yang memiliki mutu genetik, fisiologis, fisik dan mutu patologis yang tinggi sesuai standar mutu pada kelasnya. Masa edar benih padi 6 bulan setelah tanggal selesai pengujian mutu untuk pelabelan yang pertama. Pelabelan ulang dapat dilakukan selama mutu benih masih memenuhi standar mutu yang berlaku dengan masa edar maksimal setengah dari masa edar pada pelabelan yang pertama. Beberapa istilah dalam produksi benih yaitu: a) isolasi adalah salah satu cara pengaturan tanam untuk memisahkan pertanaman dengan varietas lainnya agar tidak terjadi penyerbukan silang, pencampuran varietas atau penularan penyakit tanaman, dapat menggunakan pengaturan jarak dan waktu; b) isolasi jarak adalah jarak minimal yang harus dipenuhi antara suatu unit penangkaran benih dengan pertanaman sejenis di sekelilingnya; c) isolasi waktu adalah perbedaan waktu tanam minimal yang harus dipenuhi dari suatu unit penangkaran benih dengan pertanaman sejenis di sekelilingnya sehingga waktu berbunga tidak bersamaan; d) roguing adalah membuang tanaman yang tidak sama/tidak serupa.
Di bagian akhir, dilakukan juga penyampaian materi Standar Nasional Indonesia (SNI) 6128: 2020 tentang beras dan SNI 4483:2013 tentang jagung bahan pakan ternak.
Dalam sesi diskusi, beberapa topik yang muncul seperti varietas, pupuk, Asuransi Usahatani, dll. Semua pertanyaan peserta dapat dijawab oleh narasumber dengan baik.
Pada sesi praktek, dilakukan peragaan penggunaan Perangkat Uji Tanah Sawah (PUTS) dan Perangkat Uji Tanah Kering (PUTK) yang dipandu oleh Iin Setyowati, SP, M.Sc. dengan melibatkan peserta secara langsung. Demikian pula saat praktek penggunaan Bagan Warna Daun (BWD) yang dipandu oleh Yati Astuti, SP, M.Si., peserta sangat antusias melibatkan diri sehingga peserta lebih mudah memahami apa yang diperagakan.
Sebagai bentuk apresiasi panitia terhadap peserta, panitia membagikan doorprize bagi peserta yang telah mengajukan pertanyaan dalam sesi diskusi dan terhadap peserta yang mampu menjawab pertanyaan panitia.
Peserta menyatakan sangat puas mengikuti acara dan diakui sangat menambah wawasan.